ilustrasi (dok. detiksport)
<a
href='http://openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a3a24c19&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE'
target='_blank'><img
src='http://openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=66&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a3a24c19'
border='0' alt='' /></a>
Jakarta - Kisruh hak siar Liga Indonesia
memanas dalam beberapa hari terakhir. Sebagai pemegang hak siar, stasiun
televisi ANTV pun membeberkan kronologi masalah ini.Sampai saat ini, ANTV masih memegang hak siar Liga Indonesia, setidaknya hingga enam musim ke depan. Tapi, gelagat PSSI yang akan mengoper hak siar ke MNC Group membuat stasiun televisi milik keluarga Bakrie itu bereaksi.
Dalam jumpa pers di Lagunas Resto, Senayan, Jakarta, Rabu (12/10/2011), Wakil Direktur Sport ANTV Reva Deddy Utama menjelaskan kronologi masalah hak siar yang melibatkan mereka dan PSSI.
"Ini semua diawali berpindahnya kepengurusan PSSI dari Bapak Nurdin Halid ke Bapak Djohar Arifin. Dengan adanya suksesi kepengurusan, sebenarnya wajar saja kalau pengurus baru ingin me-review kontrak. Setiap kontrak memang pantas ditinjau ulang dengan berbagai pertimbangan, apalagi kini jumlah pertandingan makin banyak," terang Dedi.
"Kami kemudian melakukan pendekatan ke PSSI. Saya sendiri bertemu Pak Djohar dan Pak Farid, sedangkan direktur saya bertemu (sekjen PSSI) Pak Tri Goestoro. Semuanya bilang 'kita akan lihat nanti'," tambahnya.
"Tapi, kemudian berkembang isu PSSI akan melakukan bidding ulang. Dari sini kemudian terjadi polemik."
"Pada tanggal 12 September, kami mengirim surat ke PSSI dan meminta audiensi untuk membicarakan masalah posisi ANTV sebagai TV partner dan pemegang rights Liga Indonesia. Tidak ada jawaban."
"Kemudian kami kirim surat lagi tanggal 22 September untuk minta audiensi lagi. Tidak ditanggapi juga."
"Kalau di koran ada polemik PSSI akan melakukan bidding ulang, kami cuma diam. Bagi kami, tidak ada bidding karena TV rights ini sudah jadi milik kami."
"Tanggal 4 Oktober kemarin, kami dipanggil PSSI. Kepada kami disampaikan bahwa ada satu grup TV yang sudah memberi penawaran sekian. Nah, ANTV diberi penawaran, berani nggak me-review kontrak."
"Kami siap melakukan review kontrak untuk menyesuaikan harga. Tapi, kami tidak mau dianggap bidding. Bagi kami, kamilah pemegang rights-nya. Jadi, ini bukan bidding."
"Untuk membuat penawaran tersebut, kami meminta PSSI untuk mengirim jadwal pertandingan. Dari jadwal itulah, kami bisa menghitung harga dari pertandingan-pertandingan tersebut. Artinya, dari jadwal itulah kami bisa menghitung berapa yang bisa siaran langsung, berapa yang siaran tunda, ke mana daerahnya."
"Jadwal baru dikirim oleh PSSI pada tanggal 7 Oktober jam 6 sore. Setelah kami pelajari, jadwalnya tidak benar. Ada 552 pertandingan dalam waktu tujuh bulan. Bagi kami, jadwal ini tak mungkin dipakai untuk menghitung penawaran."
"Kemudian kami mengirim surat ke PSSI pada tanggal 11 Oktober yang menyatakan jadwalnya tidak benar sehingga kami tidak bisa memberi penawaran. Kami minta diberi jadwal yang benar. Tapi, sampai hari ini jadwal itu tak diberikan."
"Tahu-tahu, PSSI menganggap ANTV tidak memberi respons positif. Ini tidak benar. Kami memberi respons positif. Kami tak bisa memberi penawaran karena jadwalnya tak tertata dengan baik. Oleh karena itu, saya heran kalau ada TV yang bisa memberi penawaran. Saya tidak yakin."
Sampai saat ini pihak PSSI belum memberikan statemen terkait polemik hak siar ini. Ketika detikSport mencoba mengonfirmasi kepada Sekjen PSSI, Tri Goestoro, ia menyarankan untuk bertanya kepada Komite Eksekutif. Namun, tidak ada satu pun yang bisa dihubungi.
Kick-off Liga Indonesia musim baru sendiri dijadwalkan bakal bergulir tiga hari lagi, yakni pada 15 Oktober mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar